Ketika mereka semua berkumpul di meja makan, suasana terasa canggung. Bara duduk dengan wajah datar, tapi tatapannya sesekali mencuri pandang ke arah Kaia yang duduk di seberangnya. Gadis itu tampak sibuk dengan piringnya, berusaha menghindari kontak mata dengannya. Salsa dan Reynar saling bertukar pandang, merasa ada sesuatu yang tidak beres di antara kedua orang itu. “Kai, kamu kenapa diem aja?” Salsa akhirnya membuka suara, menatap adiknya dengan perhatian. “Enggak apa-apa, Mbak,” jawab Kaia singkat, tanpa mengangkat wajahnya. Dia hanya fokus memindahkan sayur ke piringnya. Bara yang sejak tadi diam akhirnya bicara, “Dia capek.” Ucapannya terdengar datar, tapi tatapan tajamnya membuat Salsa melirik Reynar dengan penasaran. Reynar meletakkan gelasnya dengan pelan, menatap Kaia denga