Tanpa banyak bicara, Bara membelokkan mobil menuju mansion Reynar, bukannya kantor seperti seharusnya. “Loh, ini bukan jalan ke kantor, Kak. Kita mau ke mana?” tanya Kaia, bingung melihat arah yang tak biasa. “Ke mansionnya Bang Reynar,” jawab Bara singkat, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. “Kan belum waktunya pulang, Kak. Kita masih ada dua jam lagi!” protes Kaia dengan nada yang mulai meninggi. Baginya, ini benar-benar tidak masuk akal. Apalagi, dia punya janji penting setelah pekerjaan selesai. “Abang Reynar kangen sama aku. Lagipula, Mbak Salsa sudah nanyain aku sejak kemarin,” jawab Bara datar, seolah alasan itu sudah cukup menutup pembahasan. “Tapi, kak,, kan bisa nanti habis pulang kerja. Sekarang pun Bang Reynar sama Mbak Salsa—” “Diam, Kaia,” potong Bara tajam, tatap