“Maaf, terlambat,” ucap Bara dengan nada datar khasnya, menempatkan dirinya di kursi dengan santai tapi tetap penuh wibawa. “Nyantai aja, masih ada satu jam lagi sebelum gue boarding,” balas Xander, sahabat lamanya. “Gimana kabar lo? Sorry nggak sempat mampir ke kantor. Mendadak dapet panggilan ke Jerman.” “Gak masalah,” jawab Bara singkat, meskipun matanya melirik sekilas ke arah Kaia, yang duduk di sampingnya dengan posisi kaku. Tanpa berkata apa-apa, Bara mengambil bantal dari kursi sebelah dan meletakkannya di pangkuan Kaia, membuat gadis itu menatapnya bingung. "Kak Bara...” Kaia membuka mulut, hendak protes, tapi pria itu mengabaikannya begitu saja. Melihat itu, Xander menyeringai. Dengan gerakan santai, dia mengulurkan tangannya ke arah Kaia. “Hai, cantik. Kenalin, gue Xander,