"Kai...?" Kaia masih terpaku, matanya berbinar penuh kekaguman, bibirnya sedikit terbuka. Astaga, pria ini... pikirnya dalam diam, tak menghiraukan panggilan itu. "Kai!" Tak ada respons. "Kaia!" Suara Bara sedikit meninggi, membuyarkan lamunan gadis yang ada dihadapannya. "Ya, kak? Ada apa?" Kaia tersentak, wajahnya langsung memerah saat sadar dirinya ketahuan bengong. “Pelajari itu. Kita masih punya waktu satu jam sebelum sampai di bandara,” ucap Bara dengan nada tegas, meskipun ada kelembutan samar yang terselip. Kaia menunduk, melihat berkas di pangkuannya. "Oh, ini berkas yang tadi aku kerjakan, ya? Kak Bara yakin ini masih ada yang kurang?" tanyanya sambil mencoba fokus, meskipun pikirannya masih terganggu oleh gaya Bara beberapa saat lalu. "Hm," gumam Bara singkat. Kaia mem