Bab 84

1973 Kata

Suasana di ruang tunggu rumah sakit Pratama Hospital terasa sangat mencekam. Bara berdiri di depan koridor dengan wajah lesunya dan terus menangis tanpa suara dan air mata. Di belakang pintu operasi, istrinya sedang berjuang untuk hidup. Sementara itu, hatinya seperti diaduk-aduk, menanggung penyesalan yang terus menghantuinya. Seorang dokter, salah satu yang terbaik di rumah sakit itu, mendekati Bara dengan raut serius. "Tuan Bara, percayakan semuanya pada kami. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Nona Kaia." Bara hanya mengangguk lemah, tak sanggup berkata apa-apa. Matanya yang sembab terus memandang pintu operasi, hingga tubuh Kaia perlahan menghilang di baliknya. Ketika pintu itu tertutup, harapannya seolah ikut tertutup. Tubuhnya melorot ke lantai, wajahnya dibenamk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN