Kak, lepas!!” Kaia melotot dengan nada setengah berbisik, tak ingin menarik perhatian yang lebih besar. Bara hanya menunduk sedikit, mendekatkan wajahnya ke Kaia dan berbisik lembut namun penuh penekanan, “Fokus saja. Jangan banyak protes.” Kaia mendengus kesal. Apa-apaan sih pria ini?! pikirnya. Meski begitu, jantungnya mulai berdebar tak karuan, seolah Bara baru saja menguasai dirinya. Ia mencoba menarik tangannya, tetapi Bara tetap tidak melepaskan genggamannya. Kenapa dia begini? Kenapa dia selalu membuatku seperti ini? Kaia merasa gugup sekaligus bingung. Sementara Bara tetap tenang, bahkan tatapannya mengandung sedikit keisengan yang membuat Kaia semakin salah tingkah. Di sisi lain meja, Aldo memperhatikan setiap gerak-gerik keduanya dengan rahang yang mengeras. Mata pria itu t