Seorang wanita berdiri dengan gemetar, matanya sudah berair. Suaranya lirih, namun penuh tekanan emosi. “Kamu sampai kapan akan membuat kita seperti ini? Sebenarnya kamu serius tidak sama aku?” Pria yang berdiri di hadapannya, wajah tampannya penuh keraguan, hanya diam. Dia menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangkat tangannya, mengusap pipi wanitanya dengan lembut. “Please, sabar dulu ya. Aku masih nggak bisa publikasikan hubungan kita sekarang. Aku serius sama kamu, kamu nggak percaya sama aku?” Wanita itu mundur selangkah, menepis tangan pria itu. “Sabar? Sampai kapan aku harus bersabar? Kenapa juga dia harus datang di saat kamu ingin memutuskannya?” Nada suaranya meninggi, penuh kekesalan. Pria itu menunduk lebih dalam, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Maaf. Aku juga ngga