“Kak Bara!!” seru Kaia sambil masuk ke ruangan dengan langkah tegas. Wajahnya penuh amarah, tak peduli dengan tatapan kaget beberapa staf yang melihatnya di sepanjang jalan menuju ruangan itu. Dan lagi-lagi dirinya tak mengindahkan sapaanya kepada kakak ipar angkatnya, sekaligus atasannya itu. Bara mendongak perlahan, tatapannya tetap dingin seperti biasa. “Ada apa, Kaia?” tanyanya dengan nada datar, seolah tak terpengaruh oleh emosi yang memancar jelas dari gadis di depannya. Kaia meletakkan dokumen di atas meja dengan sedikit keras, menatap Bara dengan tajam. “Ini sebagian laporan yang sudah selesai,” katanya, nada suaranya penuh sindiran. Bara melirik dokumen itu sekilas, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke layar laptop. “Ya sudah, letakkan saja. Nanti aku cek,” jawabnya si