Lembur dan Godaan di Tengah Malam Malam telah larut ketika Kaia melangkah pelan menuju ruang kerja suaminya. Langkahnya ringan, namun sorot matanya menyiratkan kekhawatiran. Di dalam ruangan, hanya ada satu lampu meja yang menyala, memberikan cahaya temaram yang cukup untuk menerangi wajah Bara—lelaki yang tengah sibuk menatap layar laptop dengan ekspresi serius. Tangan kokohnya bergerak lincah di atas keyboard, sementara ponsel menempel di telinganya. Suaranya terdengar tegas, khas seorang pria yang terbiasa mengatur dan mengambil keputusan. Kaia berdiri di ambang pintu, mengamatinya dalam diam. Sudah hampir tengah malam, tetapi Bara masih terjebak dalam pekerjaannya. Sementara itu, kedua bayi mereka sudah tertidur pulas di kamar. Seharusnya, sekarang adalah waktu istirahat. Seakan me

