73. TIDAK AKAN PERNAH PERGI

1227 Kata

Masih di malam yang sama, Andrea masuk ke ruang ICU untuk melihat keadaan ayahnya. Ia menyempatkan diri untuk memegang tangan Adi yang masih belum sadarkan diri. Suara alat medis di ruangan itu terdengar menakutkan bagi Andrea. Berharap ayahnya cepat sadar sehingga tidak harus berlama-lama di ruangan tersebut. “Pa, aku tahu Papa sedang berjuang. Papa pasti juga ingin segera bangun, kan?” gumamnya pelan. “Kita belum sempat makan malam bersama, Pa. Makan sambal tempong kesukaan Papa. Jadi ayo cepat bangun ya.” Tanpa terasa, air mata yang sejak tadi berusaha keras dibendung, lolos tanpa bisa dicegah. Sebelum masuk ke ruangan, Naka sudah berpesan agar Andrea tidak menangis. Ternyata Andrea tidak bisa. Ia berharap ayahnya tidak mendengar suara tangisnya saat ini. “Katanya Papa mau lihat aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN