PERIH

224 Kata

Bianca berjalan menyusuri trotoar jalan raya depan perumahannya dengan langkah gontai. Sejak kemarin malam Bianca tak henti-hentinya menangisi nasibnya yang buruk. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya dimasa lalu, sampai-sampai harus menangung beban hidup sebegini kejam. Baginya jatuh miskin tak masalah, dirinya rela hidup melarat dan mendampingi Elino selamanya. Namun, apa balasan Elino padanya? Cowo itu malah pergi tidur dengan mantan kekasihnya, tanpa peduli akan keadaan Bianca. Bianca terus terisak, tak dipedulikannya tatapan aneh orang-orang yang menatapnya sepanjang jalan. Hatinya terasa sakit, dan hancur. Padahal untuk menampar Elino saja, Bianca tak sanggup, tapi kenapa Elino begitu tega padanya? Bianca memegangi perutnya, kini tak ada lagi calon anak dalam perutnya, semua leny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN