24

604 Kata
Satu jam lamanya Aji melakukannya sepenuh hati. Awalnya Puri berteriak kesakitan dan terpaksa di hentikan sejenak. Aji melihat noda darah yang berhasil ia cetak saat membobol gawang pertahan Puri. Senyumnya terbit, ia tak salah pilih. Puri memang mash perawan dan masih suci. Kini keduanya sudah terkulai lemas dan berbaring sebelahan. Aji menggenggam tangan Puri dan terus berkata terima kasih. Wajah mereka puas dan tersenyum saling menatap bahagia. "Mas bahagia sekali. Kita honeymoon, gimana?" tanya Aji pelan sambil mnegusap pipi Puri. "Bukannya kita mau mengurus pesta pernikahan Mas?" tanya Puri pelan. "Ya. Setelah acara pernikahan itu kita ambil cuti. Mas ingin punya keturunan yang sangat banyak sekali," ucap Aji penuh harap. "Mas ... Puri sama sekali gak menunda kehamilan. Kalau memang langsung di amanahkan, tentu Puri akan sanagt senang sekali. Puri dan Mas kan hanya bisa berharap baik, dan penentuannya hanya Sang Pemilik Hidup, bukan?" ucap Puri menjelaskan. "Iya Ri. Gak apa -apa. Kita memang berusaha saja. Semoga kita cepat di karuniai momongan," harap Aji dalam doanya. "Mas ... Boleh nanya gak?" tanya Puri pelan. "Ya. Apa? Tanyakan saja jika memang ada yang ingin kamu tanyakan," ucap Aji pelan. "Boleh tahu? APa permintaan Mas saat melihat meteor malam itu?" tanya Puri pelan dengan tatapan lekat dan penasaran kepada Aji, suaminya. "Hemmm ... Apa ya? Kalau Mas jujur, kamu pasti gak percaya dan marah. Gimana dong?" tanay Aji yang sengaja membuat Puri penasaran. "Jujur dong. Kan kita sudah suami istri, harus jujur dan saling terbuka, tidak ada yang di sembunyikan apalagi di tutupi," ucap Puri pada Aji. "Oke. Mas cerita ya. Jadi malam itu memnag Mas meminta, kalau kamu itu jodoh Mas. Mas meyakinkan diir Mas untuk bisa miliki kamu seutuhnya," ucap Aji penuh percaya diri. Puri menatap lekat ke arah Aji dan tersenyum tersipu malu. "Memang bisa secepat itu? Nyatanya siang itu, Mas Aji masih dilema," tanya Puri kemudian. "Kamu tahu? Marsha menemui Mas saat itu. Dia minta Mas untuk kembali lagi. Dia bilang, dia tidak hamil, dan ada misi tersedniri dengan Arka. Tapi, di situ Mas yakin, kalau dia berani membuat misi berarti akan ada misi - misi lain lagi dalam hubungan kita nanti kalau kita kembali. Sama seeprti Arka yang meminta kembali bersama kamu, dan mencoba untuk menyakinkan kamu dengan berbagai cara dan beribu alasan agar kamu mau menerimanya lagi. Saat itu, Mas langsung memutuskan. mengambil suatu keputusan besar dan mematahkan sebagian hati Mas yang masih tertuju pada Marsha. Mas jadi yakin, kalau Marsha bukan yang terbaik untuk Mas. Ia lewat ke dalam hidup Mas dan menusuk dalam hati, lalu meninggalkan dengan suatu alasan yang aneh dan kembali lagi untuk minta balikan. Lebih baik Mas, menyelami perasaan Mas untuk serius dengan kamu, Ri. Maaf kalau kejujuran ini mungkin ada yang membuat kamu tersinggung. Tapi, yakin,Mas tidak main -main denganpernikahan ini. Tidak ada misi dan sebuah kontrak dalam hubungan ini. Saat Mas ajak kamu untuk menikah, ya memang Mas ingin menikahi kamu," jelas Aji pada Puri. Mereka butuh waktu untuk saling menceritakan dan berbagi. Keduanya memang sudah saling kenal tapitak pernah tahu isi hati mereka masing -masing. Semalaman setelah malam pertama yang indah itu mereka saling bercerita tentang hidup mereka di masa lalu. Apa kesukaan mereka, ketidak sukaan mereka dan apa yang membuat mereka senang dan apa yang membuat tidak senang. Mereka saling memeluk mesra dan romantis tanpa busana dan hanya di selimuti oleh selimut tebal untuk menutupi dingingan AC yang terus membuat kulit mereka kering. Cerita yang di selingi ciuman lembut, kecupan sayang, cubitan gemas, dan gigitan pelan membuat hubungan mereka lebih tearsa hidup. rasa sayang mereka kembali terasa dan terbangun dan terus di pupuk hingga rasa cinta juga kokoh memenuhi hati mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN