Bab 18 "Lo beruntung, Naira," ucap Anya lirih. "Maksud nya?" tanya Naira bingung. "Lo beruntung karena bisa sedeket ini sama pak Bos, gue do'ain semoga aja setelah pak bos putus sama itu cewek. Lo yang akan jadi penggantinya," sahut Anya dengan gembira. "Hus, ngomong apa si kamu, nggak boleh ngomong kayak gitu, lagian aku ini siapa si, cuma orang kampung yang nggak tahu apa-apa, aku udah di tolongin sama pak Geffen udah Alhamdulillah banget kok." jelas Naira merendahkan dirinya. Anya tersenyum, ia sangat suka sekali melihat wajah polos Naira itu, dan ia senang karena bisa berteman baik dengan Naira yang sifatnya masih sangat polos seperti orang kampung, berbeda dengan penampilan Anya yang urakan dan bahkan gaulnya sudah terlampau batas. Hari berganti, kedekatan Naira dengan Anya seka

