21

672 Kata
Puri sudah cantik dengan balutan baju pengantin yang begitu indah. Kebaya moderen dengan warna putih tulang dan kain panjang berwana cokleta dengan garis strip berwarna gold. Cantik sekali. Wajah kkas asia yang ayu dan manis sekali. ubuhnya semampai dan terbilang kurus. Kulitnya tidak putih namun bersih dan nampak mulus sekali. Luar biasa sekali. Di ruangan yang besar itu sudah di dekorasi untuk acara pengucapan ijab kabul. Aji sudah berada di depan meja ijab kabul dan duduk bersama dengan penghulu serta kedua orang tua dari kedua belah pihak. Suara berisik karena menggumam dan terus memuji pengantin pria yang sempurna gantengnya. Tubuhnya yang besardan gagah di balut dengan pakaian adat beskap dengan blangkon dan keris di punggung belakang serta rangkaian melati yang indah mengait pada keris itu. Aji nampak sedikit gugup. Ia takut salah ucap dan masih gugup. Padahal ia sudah mengulang berkali -kali dan benar. Aji hanya takut lidahnya keseleo nanti dan malah membuat ambyar acara ijab kabul ini. Puri sudah duduk di salah satu sofa panjang yang empuk di belakang layar. "Bisa kita mulai acaranya Nak Aji?" tanya penghulu itu dengan suara lantang menatap Aji yang terlihat gugup. Ternyata mau menikah itu segugup ini. Ada rasa khawatir yang terlalu berlebihan membuat gundah gulanan sendiri. Tapi, Aji tetap yakin dan smeuanya bisa teratasi dengan baik karena sebuah niat yang tulus. "Bi -bisa Pak. Apa kita tidak menunggu pengantin perempuannya?" tanya Aji yang semakin gugup. Aji lupa padahal ia yang menginginkan acara ijab kabul ini SAH dulu, baru pengantin perempuannya muncul dan duduk di sampingnya. Semua orang tertawa termasuk Mama dan Papa Aji. "Kamu lupa? Kamu yang mau ucap ijab jabul dulu baru Puri di hadirkan setelah SAH? Sekarang kamu lakukan dulu acaranya. Puri sudah siap di belakang," titah Mama Aji menenangkan Aji yang jelas sedang gugup. "Oh ... Iya Ma," jawab Aji pelan. Ia seperti orang linglung yang takjub pada sesuatu hal hingga buyar semua yang ada di pikirannya. Jadi seperti orang bodoh. Acara ijab kabul segera di mulai. Semua tamu undangan dari kerabat dan saudara dekat dari dua keluarga itu sudah berkumpul menjadi satu di ruangan yang sangat luas itu. Setelah acara ini, semuanya kan pindah acara ke hall room untuk menikmati pesta pernikahan simple tapi elegan. "Kita mulai ya?" tegas Penghulu itu pada Aji. "Siap Pak," jawab Aji dengan mantyap juga. Di depan suara Aji begitu lantang menggemakan nama Puri untuk di minta menjadi istrinya dengan ucapan SAH dari smeua tamu undangan membuat acara khidmat ini berjalan lancar. Berkali -kali PUri bersyukur hingga ia menitikkan air mata. Perispan yang dulu -dulu tak pernah berakhir seperti ini. Sedangkan acar ini tanpa persiapan malah berjalan dnegan lancar tanpa ada hambatan. Apakah ini yang di namakan pernikahan yang di restui? Suara Aji begitu tegas dan sama sekali tak ada pengulangan saat nama Puri terucap lantang dari bibirnya. "Puri ... Yuk ke depan. Suamimu sudah menunggu," ucap Ibu Puri yang kemudian menggandeng anaknya menuju ke arah depan. Puri menerima uluran tangan Ibunya dan tersenyum lebar penuh rasa haru dan bahagia. Hatinya terus berbunga - bunga. "Selamat ya Puri. Akhirnya semua keinginan kamu terwujud. Mmeiliki suami yang baik dan bertanggung jawab. Jodoh tidak ada yang tahu, malah teman satu kantor kamu sendiri," ucap Ibu Puri berbisik sambil menggandeng putrinya menghampiri Aji yang sejak tadi menatap Puri tanpa berkedip dari arah belakang layar. Puri dan Aji saling bertemu pandangan dan saling melempar senyum kebahagiaan yang tak bisa di hentikan. Hari ini adalah hari bahagia mereka dan tak akan ada lagi yang bisa menghentikan rasa bahagia ini. Puri sudah duduk di samping Aji dan mencium punggung tangan Aji sebagai tanda hormat Puri saat ini sebagai istri kepada Aji sebagai suami. Aji memberikan seperangkat emas yang langsung di pakaikan di leher dan tangan Puri sebagai tanda mahar yang di berikan Aji kepada Puri karena berharganya gadis itu di mata Aji dan untuk kehidupan Aji. Aji membalas sebuah ciuman di kening Puri. Sebagai tanda pengayoman suami kepada istri. Semua tamu undangan bertepuk tangan karena bahagia dan memebrikan ucapan selamat berbahagia menempuh hidup baru. Selamat buat pengantin baru, Aji dan Puri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN