Waktu liburan telah usai. Aji da Puri sudah harus masuk ke kantor esok pagi. Kini, Puri tinggal di kamar kost kecil milik Aji. Puri memilih ikut bersama suaminya dan tidak memberi pilihan untuk tinggal di rumah orang taunya. Puri hanya ingin hidup mandiri setelah pernikahannya bersama Aji.
Lebih senang dan bahagia bila semua ia atur bersama berdua saja dengan Aji. Mulai dari memilih tempat tinggal sementar samapi mengatur keunagan yang saat ini mereka miliki.
Aji memberikan ATM miliknya. Atm itu adalah gaji yang ia punya selama bekerja di knator KAP. Aji berpesan untuk menggunakan uang Aji semua tanpa harus mengutik gaji yang di miliki oleh Puri.
Selama Puri belum hamil, Puri masih di ijinkan bekerja. Tapi jika, Puri sudah hamil, Aji meminta Puri untuk resign dari pekerjaannya. Kalau memang jenuh, lebih baik Puri mencari pekerjaan yang tak beresiko tinggi. Dan Aji kaan membantu Puri mencarikan pekerjaan itu.
Semalaman Puri membereskan kamar kost kecil yang cukup padat dengan barang dan kurang rapi itu. Kini mereka tinggal berdua dengan ranjang yang tak besar tapi setidaknya cukup untuk di tiduri oelh mereka berdua.
Kamar kostnya memang kecil, tapi semua fasilitasnya ada. Kamar mandi di dalam, denganAC yang dingin, WIFI, air hangat juga ada, dan dapur mungil sekali dengan kulkas mini di atas meja kithen set satu lokal itu.
Hanya ada satu meja dan dua kursi yang biasa di gunakan oleh Aji untuk menyelesaikan kerjaannya menggunakan laptop. Ada lemari dua pintu yang menjulang tinggi. Puri merapikan pakaiannya di samping pakaian Aji.
"Sayang ... Kamu gak lapar? Atau mau belanja di supermarket dekat sini? Kulkasnya kosong, takut kamu mau beli cemilan atau bahan makanan? tapi jujur, Mas gak nuntut kamu masak. Kita beli dan makan di luar juga gak masalah. Kita sama -sama sibuk kerja kan?" ucap Aji pelan.
"Puri capek Mas. Besok saja belanjanys sekalian pulang kantor. Kita pesen makanan lewat online saja ya? Gimana? Mas mau makan apa?" tanya Puri pelan.
"Ide bagus. Mas mau bebek goreng bumbu rica. Itu yang baisa kita beli kalau makan siang bareng di kantor," titah AJi pada Puri, istrinya.
"Wuihhh ... Bener banget itu nikmat membahana sama es buahnya. Mantap," ucap Puri senang.
Kebetulan kesukaan merek aberdua hampir sama. mereka berdua tidak punya pantangan makanan apapun. Sama -sama suka makanan yang unik, pedes dan manis serta gurih. Pokoknya yang sudah -sudah mereka itu memang punya banyak kesamaan.
Puri mmeesan kmakanan secara online dan kembali membersihkan kamar kost itu.
Setengah jam kemudian. Pintu kamar kost Aji pun berbunyi.
Ting ... Tong ...
Bell berbunyi berulang kali. Aji membuka pintu kamarnya yang ia pikir adalah kurir pengantar makanan.
Dengan cepat Aji berlari ke pintu kamar dan ...
"Surprise Sayang," teriak Marsha dengan suara keras yang langsung mendrong Aji dan memeluk tubuh tegap dan gagah Aji lalu mencium kedua pipi lelaki itu.
Deg ...
Suara wanita yang cempreng dan sangat tidak asing. Suara itu sudah sering di denagr Puri dan sanagt familiar sekali kalau Aji sedang video call. Ya ... Itu suara Marsha. Kedua mata Puri melotot dan ia berdiri menatap keduanya yang sedang berpelukan dari arah pintu dan mundur ke dalam.
"Apa -apaan sih Sha!! Datang -datang nyosor. Gila loe ya!!" tegas Aji melepaskan tangan Marsha kasar dairi tubuhnya dan mengusap pipinya yang baru saja di cium oleh Marsha.
Aji melotot tajam menatap Marsha.
"Kok pake loe gue? Aku kan tunangan kamu, Ji. Kamu gak lupa kan?" tanya Marsha pelan.
Tatapan Marsha kini berpindah menatap Puri yang muncul dari dalam dnegan pakaian yang sedikit seksi. Hanya pakai celana pendek dan tanktop saja.
Aji menatap Puri dan menarik tangan Puri dlalu memeluk pinggang Puri dengan mesra.
"Kamu selingkuh Ji?" tanya Marsha merasa tak terima.
"Selingkuh? Gak pernah. Kamu kali yang selingkuh? Dia ini Puri, istriku. Kenalin ini Marsha, Sayang," ucap Aji pada puri dan mengecup pipi Puri lembut di depan Marsha. MArsha melotot tak terima. Ia cemburu dan tangannya ia layangkan dan ingin menampar Aji.
"Brengsekkk!! Kamu tega sama aku, Ji!!" teriak marsha kera satak terima.
"Heii .... Kamu gila!! Marah -marah di kost orang. Sudah keluar!! Nikah saja sama Arka. Gue dan Puri sudah bahagia. Loe gak usah ganggu hidup kita lagi," teriak Aji penuh emosi.
Marsha sudah mengepalkan tangannya dengan keras. Tubuhnya tak mau pergi dan tetap berada di sana.