Sepertinya hari ini kesialan bertubi-tubi menghampiri Elina. Awalnya ia pikir segala hal yang membuat mood-nya rusak hanya saat berada di kedai es krim milik Lingga. Namun ternyata saat sampai rumah, ia mendapatkan bonus lagi. Sungguh, Elina bukan bermaksud tidak senang terhadap kehadiran mamanya. Hanya saja ... kalau datang untuk marah-marah, Elina bisa gila, kan? "Kamu dari mana?" tanya Ami sambil berkacak pinggang. "Aku baru hadirin opening kedai es krim milik teman, Ma," jawab Elina sambil merogoh tas kecilnya, mencari-cari letak kunci pintu rumah. "Teman? Siapa? Emangnya kamu punya teman?" Ami tampak heran karena seingatnya Elina nyaris tidak memiliki teman dekat. "Mama nggak akan kenal. Ini teman baru aku." Kali ini Elina menjawab sambil membuka pintu. Elina sendiri tidak heran