Elina menutup pintu rumahnya. Beberapa saat kemudian suara yang sama juga terdengar dari rumah sebelah yang artinya Lingga juga baru saja masuk dan menutup pintu. Elina segera melemparkan tubuhnya ke sofa. Pikirannya entah kenapa tidak bisa tenang. Dalam benaknya kepikiran tentang sikapnya pada Lingga. Dirinya tidak keterlauan, bukan? Elina tahu Lingga tidak marah ataupun memaksa, hanya saja ia bisa melihat raut kekecewaan dari pria itu. Lingga seperti kecewa Elina tidak bisa mendampinginya. Elina kemudian melirik jam dinding di ruang tamu. Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ia pun bangkit dari duduknya lalu kakinya melangkah menuju kamar. Tiba-tiba terdengar suara aneh dari atas, tapi wanita itu tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya. Sampai saat Elina sedang membuka