Elina mengembuskan napas sebal saat mobil Lingga sudah terparkir di depan kedai es krim. Sungguh, Elina ingin segera pulang, bertemu kasur dan merebahkan diri karena perjalanan hari ini membuatnya sangat lelah. Selain itu ia juga merindukan kamar tidurnya. Terlebih kasur dan bantal yang memiliki gravitasi terkuat yang membuat Elina betah lama-lama tertidur. "Mau ikut masuk?" tanya Lingga sembari membuka sabuk pengamannya. Elina menggeleng. "Saya nunggu di sini aja. Cuma sebentar, kan?" Jika saja bukan karena keinginan mamanya, Elina pasti akan bersikeras langsung pulang saja. Jadi, Ami berpesan pada Lingga untuk membawakan es krim dan tentu saja Lingga seratus persen pasti mengiyakan. Elina malas berdebat untuk ini. Akhirnya ia hanya bisa diam dan memilih menunggu di dalam mobil saja.