Bab 39

1886 Kata

Elina menghapus air matanya. Kakinya tanpa ragu melangkah keluar menuju rumah Lingga. Meskipun mobil Lingga tidak ada, entah kenapa Elina tetap mengetuk-ngetuk pintu rumah pria itu. Siapa tahu saja Lingga bersembunyi di dalam. "Lingga, buka pintunya!" Tangan Elina terus mengetuk. Ia tahu ini sia-sia, tapi Elina tetap melakukannya. Lagi-lagi Elina ingin menangis dan merutuki dirinya sendiri kenapa bisa-bisanya menjadi cengeng. Apa ini yang namanya galau? Kenapa ia sangat ingin bertemu dengan pria itu? Elina terus mengetuk, sampai akhirnya ia begitu terkejut saat tidak sengaja memutar kenop pintu. Matanya refleks membelalak saat pintunya terbuka. Sepertinya memang tidak dikunci. Tanpa pikir panjang, Elina segera mendorong pintu itu hingga terbuka lebih lebar. Kakinya melangkah masuk sampa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN