“Tante Mayang bilang Jenar mau lamaran sama pacarnya,” ucap Risa dengan suara ketus.
Gadis yang sedang berdiri di sebelah koper di sebuah bandara itu bukannya iri atau tidak suka mendengar kabar bahwa teman sekolahnya bakal lamaran, hanya saja … dia merasa tertinggal karena Danu tak juga membicarakan hal serius dengannya padahal sudah pacaran lebih dari sepuluh tahun.
“Laki-laki yang waktu itu?” jawab Danu di seberang lautan sana. “Mereka baru kenal kenapa sudah serius begitu?”
Risa diam-diam menghela napas, merasa kesal karena pacarnya tak juga peka. “Bagus begitu, dong, tidak perlu buang-buang waktu buat pacaran. Kalau sudah sama-sama yakin, memang seharusnya menikah saja, tidak seperti orang lain.”
“Risa, Sayang ….” Danu berkata dengan sangat lembut, meminta perhatian wanita tercint
