“Maaf saya terlambat,” kata Aluna begitu duduk di depan Jenar. Dean sedang pergi ke toilet saat dirinya datang. “Pemotretan jauh lebih lama dari yang saya kira.” “Tidak apa-apa,” jawab Jenar sambil menahan diri untuk tidak terlihat girang. Dia tak mau Aluna menyebutnya sebagai seseorang yang tidak punya malu. “Kami juga baru beberapa menit tiba di sini.” Wanita berusia tiga puluh tahun itu tersenyum ramah. “Saya tidak menyangka Pak Dean memanggil saya untuk bertemu setelah menolak saya untuk bergabung ke agensinya.” “Maaf?” Jenar tampak terkejut. “Menolak?” “Iya. Beberapa waktu lalu saya datang untuk berbicara soal kerja sama, tapi karena masa lalu, Beliau benar-benar tidak memberi saya kesempatan sedikit pun.” Aluna tertawa kecewa, tetapi dia tidak benar-benar dikecewakan. “Pak Dean