MENGETAHUI orang tua Tuan Imdad begitu pengertian dan menerimanya tanpa pandang bulu, Chandni terharu. Matanya berkaca-kaca lagi. Dia segera berlutut dan menyembah kaki kedua orang tua itu. “Terima kasih, Tuan, Nyonya ....” “Eits, apa-apaan kamu ini,” seloroh Maimoona sambil menarik Chandni agar berdiri tegap. “Jangan panggil kami tuan dan nyonya. Kau menantu kami sekarang. Kau bisa memanggil kami Amma dan Baba, sama seperti Imdad.” Air mata Chandni tidak terbendung lagi. “Terima kasih ...,” ucapnya. “Anakku ....” Maimoona memeluknya erat dan berlama-lama, menghayati perasaan mendapatkan anak menantu setelah sekian lama. Dalam hati berdoa agar rasa bahagia ini akan bertahan untuk jangka waktu yang sangat lama. Imdad yang khawatir suasana menjadi semakin emosional menarik Chandni dari

