Imdad dan Rajputana berdiskusi yang sangat serius di ruang belajarnya. “Apa ada informasi yang bisa kita gunakan untuk mengatasi hal ini, Imdad?” ujar Rajputana sambil berjalan mondar-mandir di dekat jendela. Tangannya berkait di belakang sambil jarinya memainkan koin kecil. “Aku masih belum melihat koneksinya dengan siluman laba-laba, tetapi aku mendapat informasi penting.” Rajputana berhenti dan menatap Imdad penuh harap. “Informasi apa?” “Penyebab kesurupan malam tadi adalah arwah Lavanya.” Rajputana hampir terperanjat, tetapi segera di sela Imdad. “Jangan khawatir, hantunya sudah dimusnahkan. Lavanya tidak akan gentayangan lagi. Namun dia memberitahu siapa yang mengirimnya untuk membunuhmu. Pangeran Arjeet Singh.” “Paman Arjeet? Bukankah ia memilih jadi seniman? Sibuk dengan lu

