BAB 159: Kemenangan Mutlak

1087 Kata

"Luis!" Suara halus yang begitu Luis rindukan. Bahkan dalam keadaan yang penuh akan tekanan rasa sakit nan menyiksa ini, Luis masih bisa merasa tenang hanya dengan membayangkan suara indah—meski sedikit cempreng dan serak itu. "LUIS!" Kali ini tidak hanya suara saja, Luis bisa merasakan dekapan tangan memeluk tubuhnya dengan erat dan gemetar. Suara tadi juga dipenuhi oleh intonasi akan gejolak emosi yang tidak karuan. "Bangun, Luis! Bangun!" Suara dan sentuhan ini semakin nyata. Luis bahkan tidak merasakan lagi hantaman rasa sakit yang mendera raga dan jiwanya sebelumnya. "Jangan menyerah! Kau harus tetap hidup! Ingat janjimu padaku, Luis!" Apakah Asley pernah mengatakan hal seperti ini di masa lalu? Dengan rintik air mata yang menderai dan jatuh mengenai pipi Luis? Pernahkah hal se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN