Dingin yang menusuk menembus kulit Seraphina, bukan karena suhu ruangan, melainkan karena kehampaan yang menggerogoti jiwanya. Ia terbaring kaku di tempat tidur, matanya terbuka menatap langit-langit, namun pandangannya hampa. Setiap inci tubuhnya terasa nyeri, bukan hanya secara fisik, tapi juga batin. Kata-kata terakhir Damien, tatapan gelapnya, sentuhan kasarnya—semuanya tercetak dalam benaknya, menggores luka yang terasa tak akan pernah sembuh. Air mata telah kering, hanya menyisakan jejak asin di pipinya yang bengkak. Ia hanya ingin menghilang. Melarikan diri dari ingatan, dari kenyataan bahwa ia kini terperangkap lebih dalam dari sebelumnya, dengan benih monster di dalam dirinya. Di sampingnya, Damien terbangun dengan kepala berdenyut hebat. Cahaya pagi menyusup dari celah tirai, me
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


