Udara di dalam mobil terasa semakin menyesakkan, seperti semua oksigen telah dihisap habis oleh keheningan di antara Seraphina dan Damien. Mereka sudah dalam perjalanan selama berjam-jam, dan setiap putaran roda terasa seperti menambah jarak yang tak terlihat di antara mereka. Pemandangan di luar jendela kini benar-benar sepi. Tidak ada lagi toko-toko atau rumah penduduk. Hanya hutan lebat yang membentang di kedua sisi jalan. Seraphina menghela napas, menyentuh perutnya yang terasa sedikit lebih kencang dari biasanya. Calon bayi mereka. Satu-satunya alasan ia masih duduk di sini, bukan karena ia percaya pada Damien, tapi karena ia tidak punya pilihan. Ia melirik ke kaca spion tengah. Sebuah mobil SUV hitam pekat mengikuti mereka dengan jarak konstan. Mobil itu sudah ada di belakang merek

