Arnesh duduk di kursi kerjanya dengan raut wajah tidak b*******h. Perdebatan semalam bersama Eve, masih berlanjut sampai saat ini. Bahkan tadi pagi mereka masih perang dingin, tanpa ada yang mau bicara lebih dulu. Meski demikian, wanita itu tetap melakukan tugasnya walaupun dalam suasana hati yang kurang baik. Ada sesal yang Arnesh rasakan karena langsung bersikap keras saat tahu Eve pulang dengan Erren. Tanpa mau mendengarkan lebih jauh alasan dari keputusan wanita itu. Seperti sebelumnya, ia tidak suka miliknya disentuh oleh orang lain terutama laki-laki. “Milikku? Apa aku pernah minta Eve jadi milikku?” batinnya. “Anda tidak pulang Pak Arnesh?” Kemunculan diiringi suara dari Tirta membuat Arnesh terkesiap dan membuyarkan lamunannya. Ia menghela napas panjang yang mengandung lelah se