Begitu selesai dengan pekerjaannya dan berganti shift dengan rekan kerjanya, Eve segera menemui Arnesh di parkiran mobil. Mencari keberadaannya di antara banyaknya mobil yang parkir. Eve sempat kesulitan hingga akhirnya ia melihat Arnesh berdiri di luar mobil, sambil memegang rokok yang menyala. “Maaf kalau nunggu lama.” Arnesh menoleh, lalu melempar rokok dan menginjak dengan sepatunya. “Kita pulang sekarang.” “Baik.” Suasana di dalam mobil terasa dingin dan hening. Hanya terdengar suara mesin mobil yang cukup halus. Baik Eve atau Arnesh sama-sama diam. Belum berniat untuk memulai percakapan. Eve mencoba mengenali situasi saat ini. Bukan tanpa alasan. Ia masih ingat apa yang terjadi dengan Arnesh barusan. Meski penasaran, Eve ingin menahan diri agar tidak bertanya lebih dulu apa yang