Bab 117. Ditalak Bayu.

2214 Kata

“Benar, Bu. Minggu lalu pak Bayu memanggil saya ke rumah sakit, lalu mengganti isi surat wasiatnya.” Sintya memegangi d*da dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang ponsel lebih kuat. Jika tidak, ponsel itu pasti sudah akan meluncur jatuh menghantam kerasnya lantai. “Bu … Bu Sintya,” panggil pengacara Bayu karena tidak mendengar suara istri kliennya, sementara waktu terlewat cukup lama. Pria yang sedang berada di rumahnya itu sampai harus menurunkan ponsel untuk memastikan sambungan belum terputus. Mengernyit lalu membawa kembali benda penghubung tersebut ke telinga. “Bu Sintya, kalau sudah tidak ada yang hendak dibicarakan, saya tutup. Selamat pa—” “Tunggu. Tunggu.” Sintya menahan pengacara sang suami yang sudah hendak mengakhiri sambungan. Wanita itu meringis merasakan nyer

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN