“Mas ….” Tara menahan sebelah tangan sang suami, begitu mereka keluar dari kotak besi. Tara menggeleng setelah sang suami menoleh. “Kayaknya belum. Kita belum lama kan … um itu—” Tara tidak menyelesaikan kalimatnya. Wanita itu meringsis. Tara yakin Arga paham kelanjutan kalimatnya tanpa ia harus menjelaskan. “Bisa jadi sudah, Sayang. Kita sudah gila-gilaan, kan? Bisa jadi sudah ada yang nyangkut.” Arga tersenyum. Pria itu balik memegang telapak tangan sang istri kemudian menariknya pelan. “Biar tidak penasaran, kita cek saja langsung.” Tara memasukkan sebanyak mungkin oksigen masuk melalui celah bibir yang terbuka. Menahan beberapa detik kemudian menghembus perlahan. Jujur saja dia jadi cemas. “Kalau belum—” “Kita coba lagi,” potong Arga. “Berarti kita harus kerja lebih keras lagi, Saya