Bab 143. Ketika Hubungan Arga--Namira Terbongkar.

2207 Kata

“Dia hanya jatuh. Kakinya yang berdarah, kenapa sampai sekarang anak saya belum bangun, Dok?” tanya Namira dengan tangan gemetar. Wanita itu meremas telapak tangan, berharap dengan melakukan itu—getaran tangannya berhenti. “Dia mungkin hanya jauh dan yang terlihat berdarah kakinya. Tapi, apa anda tahu bagian tubuh mana saja yang terkena benturan? Bagaimana dengan kepalanya? Apa kepalanya terbentur?” “Ke-ke-kepala?” Namira terdiam beberapa detik. “Tapi kepalanya tidak apa-apa, Dok. Tidak berdarah,” kata Namira dengan wajah bingung. Dokter menghembus napas dari sela bibir yang terbuka seraya menggelengkan kepala. “Jangan remehkan benturan pada kepala. Akibatnya bisa fatal. Anak Ibu sedang dicek secara menyeluruh. Silahkan tunggu hasilnya. Saya permisi.” Setelah berpamitan, pria berkacamat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN