Terakhir kali dikisahkan, Abang memberikan Naya uang. Dan sekarang benda keluaran Bank Indonesia itu sedang Naya pandang-pandang. Oh, takjub. Ada jantung yang berdegup. Ada senyum yang terlukis cantik. Naya elus lembaran pundi-pundi dunia dengan senyum menawan, sedang pikiran jalan-jalan ke detik di mana Abang berikan hasil keringat kerja lembur bagai kudanya kepada Naya barusan. Ya Allah, ukhti! Belum dihalalin saja Naya sudah dinafkahi, apalagi nanti? Aduh, Naya nggak sabar. Meski nafkah lahir sudah tak buat dia penasaran sebab seperempat gaji Mamas sudah Naya genggam. Dan rasanya itu menakjubkan. Nah, kira-kira ... kalau nafkah batin pemberian suami itu gimana, ya? Uh, semenakjubkan apa? Apakah sensasinya sama seperti saat abang memberikan seperempat gaji di sebelum halalnya? "