“Loh ... masih jam empat. Tumben Abang udah pulang?” Itu Naya, yang sedang nyiram halaman, ada rerumputan berikut tumbuhan lain hingga bunga-bunga di sana. Iseng, sambil nunggu jam lima: Itu jadwal Abang pulang kantor, setahu Naya. Sebab sejak awal bekerja kan Abang pulangnya jam segitu. Berdasarkan kesimpulannya. Tapi sekarang nggak. Jam empat sore motor Sakha sudah memasuki pekarangan. Naya simpan selangnya sebelum kemudian dia matikan keran. “Iya, Nay. Kan emang Abang pulangnya jam empat.” Jujur. “Bukan jam lima?” Kening Naya mengernyit. Sakha tersentak, terdiam sejenak. Ah, kemarin-kemarin kan Sakha mengantarkan Lara dulu sebagai bentuk tanggung jawab, makanya tiba di rumah pukul lima. Tapi ... “Itu kalo macet.” Pada akhirnya dia berbohong. Sakha ngeluyur mendahului Naya y