Part 57

1106 Kata

Dan di sinilah Naya sekarang. Duduk masam di bangku taman pada pukul enam, saat di mana Bang Sakha mengajaknya olahraga di jalanan, mengelilingi taman kota. Uh, padahal Naya enggan. Ceritanya kan dia sedang marah berkepanjangan perkara prioritas yang miris maksimal. Bahkan Naya sukses membuat Abang bobok di sofa saking kekinya. Yeah, mau bagaimana lagi ... Naya sebal. “Nih.” Mendongak. Naya melihat Abang mengangsurkan sebotol mineral. Yang Naya terima dengan raut ditekuk berjuta-juta lipatannya. Sakha pun duduk di sebelah gerangan. Menatap Naya yang menunduk kecut. “Capek, Nay?” “Gak.” “Sini Abang bukain tutup botolnya.” “Aku bisa.” Begitu terus. Sakha embuskan napas pelan. Kenapa marahnya Naya seawet ini, ya? Pormalin juga kalah ini mah. Sakha harus gimana? Berpikir keras unt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN