“Amboooi, sedap nian ya dah jadi manten? Bibir makan bibir juga jos aja nggak usah peduliin makhluk lain, termasuk aing, yang cuma numpang tidur di sini.” Tersentak. Naya dan Sakha refleks melepas tautan di bibir mereka, membuat bunyi decap begitu terdengar heboh di telinga. Debar di d**a membara akibat jantung berdetak extra. Parah. Adapun Pakde Banyu geleng-geleng kepala di sana, di balkon kamar Sakha, yang baru saja memergoki pengantin baru dalam b******u. Lelaki setengah abad lebih itu pun menguap. Tapi menyempatkan diri untuk mengerling jahil. Dasar! “Masih ngantuk aing. Sok lah dilanjut!” Sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Sedangkan Naya sudah menunduk malu, wajahnya terbakar rona akibat terciduk ehem-ehem yahud dengan bibir suami. Lain hal dengan Sakha yang berdeham kalem.