Akhirnya setelah beberapa hari yang terasa seperti satu dekade Sakha keluar kamar. Betul kata Naya, rambutnya makin gondrong saja, walau tidak sepinggang. Namun, Rahee semakin gemas lihatnya . "Abang cukuran, yuk!" Yang sedang menuang kopi ke dalam cangkir pun terhenti. "Abang suka rambut panjang." "Minggu depan udah tiga puluh satu tahun loh, coba model rambut baru dong. Cepak kek, gundul juga boleh." Sakha terkekeh. Lalu meringis setelahnya. Ternyata kalau diingatkan perihal angka kelahiran, Sakha merasa tua juga ya. Selesai dengan kopinya, dia beranjak mendekati mama, mengecup pipi, lalu berucap, "Itu mustahil, Ma." Uh, kesal. Mana mau Sakha digundul. "Mama bosen lihat Abang gondrong." "Cowok gondrong itu seksi, Ma." "Seksi p****t kamu belah dua!" Sakha tertawa sepanjang ja