Teruntuk ibu mertua. Saat di mana Sakha dan Naya sungkem kepada mereka. Yakni: "Ma, ini adalah persimpuhan pertama kami di pangkuanmu, ketika kami telah menjadi putra-putrimu, ketika kami telah masuk ke dalam kehidupanmu, ketika kami telah menjadi bagian dari keluargamu. Ma, terima kasih atas kesempatan terindah yang engkau berikan kepada kami." Di mana kini Sakha pandangi wajah Naya, putri tetangga yang telah dia nikahi dalam rangkaian akadnya pagi tadi. Sekarang ... perempuan itu sah untuknya. Seluruh yang ada pada diri Naya adalah miliknya, pun sebaliknya. Yang malam itu Sakha katakan, "Ambil wudhu gih, Nay. Kita salat sunnah pengantin dulu. Abang imamin." Oh, sungguh hati Naya berdebar dengan ludah yang ditelan payah. Lagi, teruntuk ibu mertua: "Harapan kami kepadamu, jangan angg