Nyatanya, rumah tangganya tak lagi sama. Arata memang tetap bersikap baik terhadapnya; hanya saja pria itu membuat jarak tak kasat mata di antara mereka. Mereka tetap bertegur sapa, tidur di ranjang yang sama dan mengurus Natasha bersama. Hanya saja, pelukan sebelum tidur dan kecupan sebelum Arata bekerja tidak lagi ada. Rumah tangga mereka terasa hampa. Sena hanya bisa diam – diam menitihkan air matanya. Hatinya pedih. Jiwanya terguncang dan ia memiliki ketakutan yang cukup mendalam akan kerusakan rumah tangganya. Terlebih, hampir dua minggu ia tidak mendapatkan tamu bulanannya. Usai memastikan Arata benar – benar bekerja, dan Natasha dengan lelap tidur di kamar. Dengan jantung yang berdetak kencang, Sena mengambil tespeck yang ia beli kemarin sore dari dalam tasnya. Dia benar – benar