“Aku minta maaf. Aku kotor Arata.” Isak Sena pada suaminya itu. Arata memejamkan mata sebentar, menarik napas lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia memang terlalu shock dengan apa yang baru saja ia lihat, dan ada secuil rasa marah di hatinya melihat istrinya tanpa busana bersama Rayyan. Meski dia belum sepenuhnya lancar berbicara Bahasa Indonesia, Arata cukup memahami apa yang diucapkan kakak iparnya tadi. Pada akhirnya, dia pun gamang dan menatap sendu pada istrinya. “Apa tuduhan Kakak kamu itu benar, Beb?” Tanya Arata pada Sena. Mendengar itu Sena mendongak menatap Arata. Air matanya kembali mengalir dengan begitu deras melihat wajah suaminya itu, ada perasaan sesal hinggap di hatinya, kenapa dia harus datang kemari jika pada akhirnya seperti ini? “A—aku tidak berselingkuh. Aku di