Selamat membaca Siang harinya, di kediaman Pradana. "Kenapa kalian nggak datang lebih awal? Papa sudah menunggu dari tadi," celetuk Pradana yang tidak sabar bertemu dengan cucunya. Miki melangkah ke arah Pradana dan mencium punggung tangan ayah mertua penuh hormat. Dia hanya tersenyum cengengesan menyadari keterlambatannya. Sedangkan Eden tampak biasa saja tak merasa bersalah. "Kalau pagi kami lagi sibuk-sibuknya, Pa. Javas juga rewel, jadi terpaksa datangnya siang," jawab Eden tenang. Pradana memasang raut wajah jengah. "Kalian berdua duduk saja sana. Sini, biar Papa yang gendong." Pradana mengambil Javas dari gendongan Eden dengan raut wajah yang terlihat sumringah dan berseri-seri. Eden memindahkan Javas ke gendongan Pradana dengan hati-hati. Lalu menyusul Miki yang sudah duduk