Zayn terbangun dengan kepala berdenyut hebat serta perut yang mual luar biasa. Pria itu berusaha bangkit dari atas ranjang meski pandangannya begitu berkunang-kunang. Ia memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi sebelum membasuh wajah dengan gerakan lemah. Pagi ini seharusnya ia menghadiri rapat dengan beberapa clien penting dengan tujuan mengembangkan usaha pria itu yang akan dibangunnya di Indonesia. Entahlah, dulu i a begitu yakin bahwa bisa dengan mudah kembali meninggalkan Sesil setelah urusannya di Indonesia selesai, karena selama ini pun dirinya masih baik-baik saja dengan jarak yang membentang bagi keduanya. Meski tidak munafik dirinya sering kali membayar seseorang untuk memantau wanita itu dan melaporkan selengkapnya pada Zayn yang berada di luar negeri selama bertahun-t