Sesil menggeliat sebelum berusaha sekuat tenaga untuk membuka matanya yang terasa begitu berat. Silau cahaya matahari ternyata sudah menguasai kamarnya dari pintu balkon yang terbuka. Wanita itu menghela napas untuk sejenak sebelum berusaha bangkit untuk membersihkan diri, tapi betapa terkejutnya dia saat mendapati Zayn yang duduk diam memperhatikan dirinya. "Apa yang kamu lakukan di situ?" tanya wanita itu hati-hati. Zayn menghela napas panjang. "Tidak ada," sahutnya pendek. Sesil mengamati Zayn dan berusaha untuk memahami apa yang sedang dipikirkan pria itu tapi lagi-lagi seperti biasa karena memang seorang Zayn Reinhard adalah orang yang susah untuk ditebak. "Apa kamu terluka?" tanya Zayn datar. Sesil mengerutkan dahi sebelum melirik ke arah badannya sendiri. "Aku tidak apa-apa,"