Bab 35. Luka Hati Kanaya

1911 Kata

Selama perjalanan pulang Nay justru tidak menangis. Hanya saja dia terus diam. Benar-benar bungkam tanpa sepatah kata. Daren sepertinya juga paham Nay butuh waktu untuk sendiri, jadi dia membiarkannya larut dalam lamunan. Jangankan Nay, siapapun pasti akan sakit hati jika berada di posisinya. Puluhan tahun menunggu. Berharap sang kakak suatu saat akan kembali dengan rasa dan rindu yang sama. Namun, ternyata justru sebaliknya. Vian datang menoreh luka. Senyum tak ramah, tatapan sinis dan lantunan kata penuh bencinya memporak-porandakan akhir pertahanan Nay. Dia kuat. Gadis dengan pemikiran lugu yang selama ini senantiasa memeluk sendiri lukanya, tanpa pernah membagi ke siapapun. Namun, sekuat apapun Nay pada akhirnya runtuh ketika dihadapkan pada batas akhir kesabarannya. Ini akan jadi ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN