Sulit, tapi Nay berusaha untuk menerima kehilangan calon bayinya. Semua juga pasti merasa sedih, dan dia tidak ingin memperburuk suasana dengan memperlihatkan air matanya. Namun, tangisnya kembali pecah saat papanya datang dan memberinya sebuah pelukan. Kuat apanya? Mana mungkin semudah itu mengikhlaskan nyawa calon anaknya yang melayang begitu saja karena kelalaian orang lain. Itu tidak adil, benar-benar tidak adil. “Tidak apa, Papa pasti akan membalasnya. Sopir itu sudah tertangkap dan mengakui semua. Calon cucu Papa, tidak akan mati sia-sia. Mereka akan membayar dengan harga setimpal!” Satria mengusap punggung anaknya yang menangis tergugu di pelukannya. “Sakit banget rasanya, Pa. Pokoknya aku tidak akan memaafkannya. Demi Tuhan aku tidak ikhlas anakku yang tidak salah apa-apa jadi