Padahal mereka semua berkumpul untuk menyambut Vian dengan rencana makan malam bersama, sekaligus memberi kejutan untuk Nay. Acara yang seharusnya diwarnai suka cita karena kepulangan kembali Vian ke tengah mereka, tanpa diduga justru hujan tangis. Nay tampak begitu terpukul melihat keadaan abangnya yang seperti itu. Menunggu di dekat pintu sambil menangis tergugu. Suara jeritan pilu itu seperti mengoyak hati semua orang disana. Jonathan Lin dan istrinya, maupun orang tua Ibra duduk gusar dengan tatapan cemas tak sedetik pun beralih dari pintu. “Kamu kenapa, Bang?” Nay terisak. Ingin sekali masuk dan melihat langsung ada apa dengan abangnya sampai menangis dan merintih sepilu itu. “Tante Sha, Tante pasti tahu kan ada apa dengan Bang Vian sampai kayak gitu? Mukanya tadi kenapa bisa penuh