Bab 77. Si Tengil Gagal Celup

1857 Kata

Pagi sudah merangkak menuju siang, tapi Daren masih terlelap puas. Jelas saja dia masih ngantuk, semalam sepulang dari apartemen mereka begadang main game sampai dini hari. Menutup pintu pelan, Nay masuk ke kamar yang masih remang karena gorden belum dibuka. Dia melangkah menghampiri suaminya, duduk di tepi ranjang dan mengusap wajahnya yang terlihat imut saat tidur begini. Ganteng, apalagi kalau sedang merajuk. Nay paling gemas melihat muka suaminya yang lucu. “Bang, bangun! Sudah hampir siang.” Tidak ada respon. Daren masih mendengkur halus. Justru makin lelap karena dielus-elus istrinya. “Ayo, bangun! Nggak lapar?” Nay menoel-noel ujung hidungnya, lalu mengusap lembut bibir tipis yang tadi pagi-pagi sudah memberinya cap merah. Untung di d**a, jadi nggak kelihatan dan bikin malu. Tib

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN