Penderitaan Lena yang sebenarnya baru saja dimulai. Iya, memang seperti itu nyatanya. Batas waktu seminggu untuk mengosongkan apartemen jatuh hari ini, namun Jean yang katanya mau datang menjemput justru tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Lena panik. Mondar-mandir tidak berhenti mengumpat sambil terus berusaha menelpon kakak Sean itu. Tetap saja nihil, bahkan kemudian nomornya malah tidak aktif lagi. “Bangsattt! Awas kamu, Jane! Beraninya bikin ulah di saat aku lagi kepepet begini!” Memutar otak, Lena berusaha menelpon beberapa teman baiknya. Namun, lagi-lagi dia meradang karena tidak satupun yang mau mengangkat teleponnya. Matanya menatap nanar satu koper besar bawaannya. Bel pintu kembali berbunyi. Dia menggeram membanting lampu hias di sampingnya. Pihak apartemen sudah berkali-kali datan