Tak banyak yang mereka obrolkan sepanjang perjalanan menuju apartemen. Daren tahu suasana hati Al sedang tidak baik-baik saja, jadi sebisa mungkin mengunci rapat mulutnya. Dia mengekor kesini cuma khawatir perempuan sinting itu akan mengirim orang untuk menahan Al. Keadaan sedang kisruh, Lena pasti menggila dan Al yang akan jadi sasarannya. Dia tidak mungkin akan membiarkan anaknya kembali dekat dengan para musuhnya. Baru saja mereka turun dari mobil, motor besar Ezra juga berhenti disana. Daren mencebik begitu muka temannya itu muncul dari helm full face pamer cengiran. “Ciee, akur sama ipar!” ledek Ezra. “Mulut sialan!” dengus Al bergegas masuk ke lobi. Daren masih diam mengikuti Al, tidak menggubris Ezra yang kemudian buru-buru menyusul. “Al beneran mau tinggal sama kalian?” “Hm,