Seumur-umur baru kali ini Vian menangis tidak berdaya, menyerah kalah pada rasa sakitnya. Lelah menanggung beban berat yang nyaris membuatnya bertekuk lutut tidak ingin meneruskan hidupnya. Bukan karena dia lemah, tapi siksaan demi siksaan dari mamanya membuatnya hancur tak bersisa. Tidak akan ada yang paham bagaimana rasanya menjalani hidup dengan dihantui oleh rasa takut. Takut kena marah, karena biasa jadi pelampiasan untuk semua hal yang bahkan dia tidak tahu duduk perkaranya. Takut disalahkan, tapi nyatanya apapun yang Vian lakukan memang tidak pernah benar di mata mamanya. Takut gagal, karena mamanya tidak akan mentolerir itu. Dan takut mati di tangan sendiri. Dia sepertinya mengerti kenapa banyak orang memilih bunuh diri, karena hidup memang semenyakitkan itu. Ibra adalah orang ya