Menyeret Al ke ruang kerjanya, Daren tidak tahu lagi bagaimana menjelaskan perasaannya melihat keadaan pria bodoh yang mengenaskan itu. Kening masih terbalut perban kecil, muka babak belur tidak karuan dan sekarang masih ditambah hidungnya yang mimisan setelah dibogem emak gilanya. Pantas saja menolak diajak bertemu, dan Ezra menyuruhnya menunggu. Jadi ini alasannya. Menunggu sampai memar di mukanya sembuh baru menemuinya. Daren menatap kesal Al yang duduk menyandar dengan wajah terangkat tinggi supaya darahnya berhenti mengalir. Sama sekali tidak menyangka jalan cerita hidupnya bisa setragis ini. Disakiti secara fisik dan mental oleh ibunya sendiri, miris. Sekarang untuk sekedar buka suara saja Daren bingung harus mulai dari mana. Mau bertanya, tapi ini adalah ranah pribadi Al. Cerita